Pages

Sunday, March 30, 2008

RESUME BERITA NASIONAL 31 MARET 2008

ELPIJI BELUM MASUK, MINYAK TANAH LANGKA
Sumber : Liputan6 – 30 Maret 2008

Pandeglang :
Gencarnya program konversi bahan bakar ke elpiji membuat minyak tanah ikut langka di daerah-daerah yang belum termasuk dalam program tersebut. Seperti di Pandeglang, Banten, sudah empat hari minyak tanah langka. Warga bahkan menitipkan jeriken mereka berhari-hari di pangkalan agar bisa dapat jatah. Karena langka, harga pun meroket. Satu liter minyak tanah dihargai Rp 5.000 atau dua kali lipat dari harga normal.

Di Depok, Jawa Barat, warga juga mengeluhkan sulitnya mendapat minyak tanah, kendati mereka belum masuk dalam program konversi. Warga yang hendak membeli minyak tanah harus puas dengan jatah yang ditentukan agar semua kebagian. Sulitnya warga di daerah non-konversi mendapatkan minyak tanah dengan harga subsidi tak pelak mengundang protes dari warga.

****

KETIKA MINYAK TANAH DIJAGA INTEL
Sumber : Liputan6 – 29 Maret 2008

Demak :
Kelangkaan minyak tanah meluas ke berbagai daerah. Di Demak, Jawa Tengah, belum lama ini agen minyak tanah dijaga petugas intel agar komoditas bersubsidi itu tidak dijual ke spekulan industri maupun penjual bahan bakar minyak oplosan. Salah satu agen minyak tanah yang dijaga intel berada di Desa Purwosari, Kecamatan Sayung, Demak. Setiap kali lima drum minyak tanah datang dari Pertamina, seorang intel dari Kepolisian Resor Demak langsung tampak di sekitar lokasi. Kehadirannya mudah diketahui dari sosok dan pakaian yang dikenakannya.

Pemilik agen, Masroni, mengatakan kehadiran intel itu membuat dirinya lebih tenang melayani warga. Alasannya, aparat bisa melihat secara langsung kalau seluruh minyak tanah bersubsidi itu memang dijual untuk warga, bukan untuk industri maupun penjual BBM oplosan. Adapun banyak warga Demak mengeluhkan sulitnya mencari minyak tanah. Mereka enggan beralih ke gas karena harganya dianggap lebih mahal dan penggunaannya lebih rumit.

Di Beji, Depok, Jawa Barat, sejak pagi warga antre di pangkalan menunggu datangnya minyak tanah. Namun hingga tengah hari, pasokan minyak dari Pertamina tak kunjung datang. Akhirnya pihak pangkalan hanya menjual stok yang ada. Sebagian warga Beji sebenarnya sudah menerima kompor gas dari Pertamina. Hanya saja mereka enggan memakainya karena takut kompor meledak.

Kelangkaan minyak tanah juga terjadi di Pandeglang, Banten. Diduga, Pertamina mengurangi jatah minyak karena di beberapa wilayah di Pandeglang, konversi minyak tanha ke bahan bakar gas segera dimulai. Akibatnya di wilayah itu harga minyak tanah melonjak lebih dari Rp 4.000 per liter.

****

DEPARTEMEN ESDM SEPAKATI 4 ASUMSI RAPBN-P 2008
Sumber : Okezone – 29 Maret 2008

JAKARTA :
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati empat asumsi RAPBN-P 2008 yang terkait dengan sektor ESDM.

Kesepakatan dihasilkan dalam rapat pembahasan dengan Panitia Anggaran dan Komisi VII DPR-RI mengenai pendapatan sektor ESDM, Subsidi BBM, dan Subsidi Listrik, seperti dikutip dalam keterangan tertulis Departamen ESDM, di Jakarta, Sabtu (29/3/2008).

Empat asumsi itu adalah tingkat produksi minyak mentah, besaran Indonesia Crude Price (ICP), besaran Alpha untuk PT Pertamina guna penetapan subsidi BBM serta besaran subsidi listrik.

Tingkat produksi minyak mentah adalah 927 ribu barel per hari. Sedang besaran ICP adalah USD 95 per barel. Berdasarkan asumsi ini maka penerimaan migas sekitar Rp246,3 triliun.

"Sedang penerimaan sektor ESDM, termasuk komoditas sumber daya mineral, menjadi sekitar Rp284,2 triliun," tulis laporan tersebut.

Besaran Alpha besarnya marjin dan distribusi untuk PT Pertamina disepakati sebesar sembilan persen, turun dari 12,5 persen. Berdasarkan asumsi volume BBM sebesar 37 juta Kilo Liter (KL) dan volume LPG (setara minyak tanah) sebesar dua juta KL, maka total subsidi BBM menjadi Rp130,9 triliun. Sedang subsidi listrik sebesar Rp61,01 triliun. Jumlah tersebut tidak termasuk kekurangan subsidi listrik 2007 sebesar Rp4,28 triliun.

Pelaksanaan efisiensi BBM sebagai upaya pengurangan subsidi BBM sangat tergantung kepada tingkat kesuksesan program konversi minyak tanah ke LPG, distribusi tertutup BBM melalui kartu kendali, program smart card untuk Premium dan Solar serta penegakan hukum bagi penyalahgunaan BBM.

Pelaksanaan kartu kendali secara bertahap akan dilakukan secara bertahap di enam propinsi di pulau Jawa. Sedang smart card sedang dipertimbangkan secara cermat serta didahului dengan sosialisasi sebelum diberlakukan uji coba dilaksanakan di Batam dan Bali.

Ke dua lokasi itu merupakan daerah distribusi BBM yang terpisah dengan tingkat pendapatan masyarakat tergolong cukup.

Adapun pengurangan subsidi listrik dilakukan setelah sosialisasi program penghematan untuk pelanggan R-3 dilakukan. Secara bersamaan juga akan dibagikan Lampu Hemat Energi (LHE).

Upaya efisiensi lain berupa penggantian bahan bakar diesel dengan Marine Fuel Oil (MFO) bagi seluruh pembangkit listrik BBM, penggunaan gas bumi untuk pembangkit listrik di Muara tawar serta mengurangi susut jaringan dan Alpha BBM PLN sebesar lima persen.

Saturday, March 29, 2008

BBMWATCH NEWS Edisi April 2008

+ Harga Motor Gasoline (Mogas) Singapore yang menjadi acuan harga Premium mengalami kenaikan cukup tajam. Harga Keekonomian Premium pada periode April 2008 naik 8 % dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 7.943/ Liter.

+ Harga Gasoil Singapore yang menjadi acuan harga Solar mengalami lonjakan. Harga keekonomian solar April 2008 naik 12.45 % menjadi Rp. 8.700/ Liter. Sama halnya dengan Premium, maka beban subsidi solar (sektor transportasi) terus naik.

+ Hal yang sama juga terjadi pada harga kerosene Singapore sebagai acuan harga minyak tanah. Harga Keekonomian minyak tanah pada bulan April 2008 naik cukup besar yaitu 11.5% menjadi Rp. 8.655/ liter, akibatnya subsidi minyak tanah akan berkisar diatas Rp. 6.600/ liternya.

+ Berdasarkan perhitungan BBMwatch, harga Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina DEX (Solar Grade Tinggi) pada April 2008 nanti diperkirakan berturut-turut mencapai Rp. 7.750, Rp. 8.000, dan Rp. 9.000 per Liternya.

+ Untuk harga Bahan Bakar Nabati/ Biofuel sesuai dengan harga referensi Biodiesel dan Ethanol bulan Maret 2008 diperkirakan berturut-turut mencapai angka Rp. 5.000/liter (Ethanol/Bio-Premium) , dan Rp. 12.000/liternya (Biodiesel/Biosolar).

+ Harga LPG Saudi Aramco Contract Prices (Aramco CP) berdasar data akhir Maret 2008 yang dapat menjadi acuan harga keekonomian LPG bulan April 2008 di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 8.200/Kg.

+ Harga Minyak Mentah BCI-13 (Rata-rata Harga Minyak Mentah dari 13 Negara Pilihan BBMwatch berdasarkan aspek sensitivitas geopolitik & konsistensi volume produksi) mencapai US$ 102.32/ Barel. Total produksi per Maret 2008 dari negara BCI-13 mencapai 51.200.000 bph, sekitar 60% produksi dunia.

Thursday, March 27, 2008

RESUME BERITA NASIONAL 28 MARET 2008

ELPIJI LANGKA, HARGA MERANGKAK
Sumber : Okezone – 27 Maret 2008

TULUNGAGUNG :
Peredaran gas elpiji di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur,terjadi kelangkaan. Sejak Senin 24 Maret, hampir seluruh pedagang eceran atau subdealer di wilayah Kota Marmer tidak memiliki pasokan elpiji.

Sebagian besar tabung logam elpiji yang menumpuk di ruang penyimpanan dalam keadaan kosong. Sementara, bersamaan dengan kelangkaan ini, harga gas elpiji melambung tinggi. Tabung dengan berat bersih 12 kilogram yang semula Rp 55 ribu menjadi Rp 85 ribu.

"Banyak pelanggan yang terpaksa pulang dengan tangan hampa. Padahal katanya mereka sudah mencari kemana-mana dan hasilnya sama. Puncaknya adalah hari ini. Tidak ada sama sekali tabung yang berisi, semuanya kosong, " ujar Aman, 57 salah satu pengecer (subdealer) elpiji di Desa Jepun Kec Boyolangu.

Menurut dia, kelangkaan ini sudah berjalan sekitar sepuluh hari. Gejala itu diawali dengan pengurangan stok pengiriman dari tingkat agen atau dealer kepada pengecer. Aman mengatakan, pedagang eceran tidak pernah tahu alasan pengurangan stok tersebut. Yang terjadi, sub dealer yang dalam kondisi normal rata-rata memiliki stok dagangan 100 tabung per hari menjadi 50 tabung per hari.

Pengiriman barang dari dealer ke sub dealer berlangsung dua kali dalam seminggu. Yakni sekali pengiriman sebanyak 50 tabung. "Dari berkurang akhirnya tidak ada sama sekali. Kita juga tidak mendapat penjelasan penyebab pengurangan stok ini. Biasanya dalam kondisi normal dalam setiap hari saya bisa menjual 25 tabung, "jelasnya.

Aman mengatakan, pihaknya tidak begitu saja menyerah dengan keadaan ini. Sebelum puncak kelangkaan terjadi, dirinya sempat "berburu" gas elpiji diluar wilayah eks Karesidenan Kediri. Yakni diantaranya Kabupaten Jombang.

Di sana para pengecer elpiji Tulungagung bisa mendapatkan sebanyak 25-30 tabung elpji dalam sekali perburuan. "Mungkin karena banyak pengecer yang melakukan solusi yang sama. Akhirnya di Jombangpun barang juga tidak ada. Yang terakhir kami memasang tulisan "Habis" di tengah-tengah tabung gas elpiji yang kosong," tuturnya sembari tersenyum kecut.

Sedangkan terkait kenaikan harga jual, menurut Aman sudah berlangsung sekitar sebulanan ini. Harga jual elpiji yang semula Rp55 ribu per unit dalam waktu cepat berubah menjadi Rp65 ribu per unit. Kenaikan harga itu tidak juga berhenti. Dalam waktu singkat harga Rp65 ribu per unit berubah menjadi Rp70 ribu per unit dan terakhir Rp85 ribu per unit. Untuk tabung gas elpiji ukuran 5 Kg seharga Rp175 ribu beserta isinya.

"Mungkin kenaikan harga ini dampak dari kelangkaan, "ujarnya berharap kondisi normal segera kembali.

Sementara itu pihak PT Elpindo selaku dealer distributor gas elpiji di wilayah Blitar, Tulungagung dan Trenggalek ketika dikonfirmasi membenarkan telah terjadi kelangkaan.

Menurut keterangan Fikri salah satu staf administrasi PT Elpindo yang bekerja sama dengan Pertamina Kediri, kelangkaan ini disebabkan sulitnya kapal tanker pengangkut elpiji bersandar di pelabuhan Tanjung perak Surabaya akibat cuaca buruk.

Informasi dari pertamina kapal yang mengangkut tidak bisa bersandar. Karena itu muncul kebijakan pengurangan stok yang diakuinya berdampak pada kelangkaan. "Keadaan ini sudah berlangsung sekitar sebulanan, "paparnya.

Pengurangan stok ini sebesar 65-70 persen dari kapasitas tabung gas elpiji yang dikeluarkan PT Elpindo di wilayah Blitar, Tulungagung dan Trenggalek. Yakni 1.500-1.600 tabung elpij per hari.

Jumlah pasokan ini dibagi ke seribu subdealer (pengecer). "Perincianya di Blitar sebanyak 600 sub dealer. Sedangkan di Tulungagung dan Trenggalek sebanyak 400 sub dealer . Semua jatah pasokanya dikurangi, "jelasnya menambahkan mengaku tidak tahu sampai kapan keadaan ini akan terjadi.

Namun menurutnya bila tanker pengangkut elpji bisa bersandar maka pasokan gas elpiji akan kembali normal seperti sedia kala.

****

HARGA GAS TEMBUS RP 65.000/TABUNG
Sumber : Okezone – 27 Maret 2008

MADIUN :
Kelangkaan elpiji di wilayah kota dan Kab Madiun dalam tiga hari terakhir membuat melambung tinggi. Bahkan, harga elpiji di tingkat pengecer di wilayah Kab Madiun tembus sampai Rp65.000 untuk tabung isi 12 kilogram. Padahal, dari agen harga elpiji dijual hanya Rp52.000 per tabung isi 12 kilogram.

Selain harganya melambung tinggi, elpiji juga sulit di dapatkan di agen maupun di pengecer. Tak pelak situasi seperti itu membuat ibu-ibu rumah tangga kelimpungan.

"Saya sudah pesan elpiji di salah satu agen di Kota Madiun ini beberapa kali. Tapi, jawabannya masih kosong. Sedangkan, kalau beli di pengcer harganya sampai Rp65.000 per tabung yang isi 12 kilogram itu. Ini kan gak masuk akal," papar Khodir (45) pelanggan elpiji di Desa Pilangbango, Kec Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (27/3/2008).

Kelangkaan elpiji di wilayah kota dan Kab Madiun seperti ini sudah berulangkali terjadi. Warga khawatir jika nantinya program pengalihan (konversi) minyak tanah ke elpiji dilaksanakan akan semakin sulit mendapatkan pasokan elpiji.

"Sekarang saja sering seperti ini. Kita khawatir kalau program pengalihan itu benar-benar dilakukan apa tidak tambah kacau," ujar Khodir lagi.

Menurut Kastuna, Bagian pengawas gudang agen resmi elpiji PT Gatra Reksa Mas, mengatakan, dalam tiga hari hari pasokan elpiji dari Pertamina tidak lancar. Dari biasanya per hari agen ini dipasok sebanyak 500-600 tabung isi 12 kilogram, kini hanya dipasok 200 tabung isi 12 kg per hari.

"Kami juga kerepotan melayani para pelanggan. Sebab, permintaan menumpuk banyak sedangkan stok elpijinya terbatas," ujarnya.

Sementara menanggapi kelangkaan elpiji ini Wira Penjualan Elpiji Pertamina Wilayah Karisidenan Madiun dan Kediri, Isfahani, mengatakan, kelangkaan elpiji ini terjadi disebabkan adanya keterlambatan pengiriman kapal tangker pengangkut elpiji ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Namun, pihaknya menjamin dalam waktu dekat pasokan elpiji akan kembali normal seperti sediakala. Sebab, kemarin kapal tersebut sudah tiba dengan membawa 5.000 ton elpiji.

Wednesday, March 26, 2008

RESUME BERITA NASIONAL 27 MARET 2008

IBU RUMAH TANGGA MENOLAK KONVERSI
Sumber : Liputan6 – 27 Maret 2008

Solo:
Sejumlah ibu rumah tangga di Solo, Jawa Tengah, berunjuk rasa di Balai Kota Solo, Rabu (26/3), menolak rencana penarikan minyak tanah mulai Mei mendatang. Protes ibu-ibu yang tergabung dalam Forum Ibu Peduli Kota Surakarta (FIPKS) ini diawali dengan berjalan kaki dari Kampung Gandekan menuju balai kota. Mereka turut membawa kompor minyak, peralatan memasak, dan tabung elpiji.

Ibu-ibu ini dengan tegas menolak penarikan minyak tanah karena justru akan makin memberatkan kehidupan rakyat kecil. Sebab, warga akan dipaksa membeli elpiji yang harganya dinilai lebih mahal. Pemerintah Kota Solo sendiri meminta warga tidak resah dengan rencana ini karena akan dilakukan secara bertahap.

****

WARGA BATAM MASIH ANTRE MINYAK TANAH
Sumber : Liputan6 – 27 Maret 2008

Batam:
Sudah sepekan terakhir warga Batam, Kepulauan Riau, antre membeli minyak tanah di pangkalan yang ada. Untuk memperoleh lima liter minyak tanah, warga harus antre berjam-jam dan menunjukkan kartu keluarga kepada pemilik pangkalan minyak tanah. Setelah itu baru pemilik pangkalan memberikan nomor antre kepada warga.

Menurut beberapa pemilik pangkalan, pasokan minyak tanah sebenarnya normal. Namun, karena banyak warga yang khawatir minyak tanah menghilang akibat program konversi, mereka memborong minyak tanah untuk persedian. Pemerintah Kota Batam sendiri hingga saat ini belum memutuskan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji.

Kelangkaan minyak tanah juga terjadi di Bogor, Jawa Barat. Ratusan warga harus rela antre dan berdesakan hanya untuk mendapatkan lima liter minyak tanah dengan harga Rp 2.300 per liter. Saling dorong membuat kerepotan pemilik pangkalan dan petugas hansip pangkalan di Bojong Gede. Meski sudah berjam-jam mengantre, ternyata tidak semua warga mendapatkan minyak tanah.

****

WARGA MASIH TAKUT GUNAKAN KOMPOR GAS
Sumber : Liputan6 – 26 Maret 2008

Medan:
Pemerintah agaknya harus berupaya lebih keras menyosialisasikan program konversi minyak tanah ke gas. Berdasarkan pantauan SCTV, Rabu (26/3), belum semua masyarakat bisa menerima rencana konversi dengan berbagai alasan termasuk kekhawatiran akan keamanan kompor gas.

Nano, warga Kampung Hamdan, Medan, Sumatra Utara, misalnya. Pria yang bekerja sebagai pedagang gorengan ini resah dengan rencana pemerintah mengalihkan penggunaan minyak tanah ke gas. Dia mengaku takut menggunakan kompor gas menyusul cukup banyaknya kecelakaan akibat tabung gas meledak. Nano mengaku akan menggunakan kayu bakar bila pemerintah tidak lagi memberi subsidi minyak tanah.

Di Solo, Jawa Tengah, program konversi minyak ditanggapi dengan unjuk rasa. Para ibu yang tergabung dalam Forum Ibu Peduli Kota Surakarta menolak program ini karena akan menambah beban. Menurut mereka, saat ini banyak warga yang belum mengetahui cara menggunakan kompor gas sehingga dikhawatirkan bisa mendatangkan kecelakaan. Mereka menilai pemerintah belum maksimal menyosialisasikan program konversi gas yang akan diberlakukan Mei mendatang. Unjuk rasa dilakukan dengan aksi jalan kaki menuju Balai Kota Solo sambil membawa kompor dan peralatan memasak.

****

SOSIALISASI KARTU KENDALI MITAN MASIH KURANG
Sumber : Liputan6 – 26 Maret 2008

Semarang:
Warga Semarang, Jawa Tengah, mulai bulan depan tidak bisa lagi bebas membeli minyak tanah murah yang saat ini dijual Rp 2.500 per liter. Rencana ini bagi Sudadiyono yang sehari hari berdagang mie dan soto sangat membingungkan.

Saat ditemui SCTV belum lama berselang, Sudadiyono mengaku tak pernah mendapat sosialisasi. Bahkan, ia belum didata untuk mendapat kartu kendali sebagai syarat membeli minyak tanah murah. Pasalnya, tanpa kartu tersebut ia harus membeli minyak tanah nonsubsidi yang harganya Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per liter. Selain Sudadiyono ternyata sebagian besar warga Semarang juga tidak pernah didata untuk mendapatkan kartu kendali.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, mengungkapkan, program pembatasan minyak tanah akan jalan terus dan saat ini sosialisi kepada masyarakat sedang berjalan. Pemerintah terpaksa memberlakukan pembatasan minyak tanah subsidi dan mengganti dengan gas. Program yang digagas karena tingginya minyak mentah dunia ini diharapkan mampu menghemat subsidi minyak tanah hingga satu triliun rupiah.

****

SOLAR OPLOSAN DISITA
Sumber : Metro TV – 26 Maret 2008

Bogor:
Sebanyak 10 ton solar disita tim dari Kepolisian Resor Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/3). Polisi menahan empat orang yang diduga akan menyalurkan bahan bakar minyak itu secara ilegal.

Solar disimpan dalam truk berlapis tangki BBM. Empat tersangka mengaku, solar itu adalah hasil oplosan solar bersubsidi dengan minyak tanah. Solar rencananya dijual ke kalangan industri seharga Rp 6 ribu per liter. Padahal harga resmi untuk industri adalah Rp 8 ribu per liter.

****

BPH MIGAS HITUNG ULANG PENGHEMATAN SMART CARD
Sumber : Okezone – 26 Maret 2008

JAKARTA :
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menghitung ulang potensi penghematan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan diperoleh dari program pembatasan solar dan premium bersubsidi melalui kartu pintar (smart card).

Kepala BPH Migas Tubagus Haryono mengungkapkan, dengan perubahan asumsi Indonesian Crude Prices (ICP) menjadi USD95 per barel maka potensi penghematan dapat berubah. "Saya belum menghitung secara eksak lagi potensi terhadap penghematan," ujarnya di Jakarta, Selasa (25/3/2008) malam.

Selain ICP, lanjut dia, belum terlaksananya smart card hingga kini juga menyebabkan perubahan angka penghematan tersebut. Dia menjelaskan, perhitungan awal dengan menggunakan ICP USD83 per barel serta kurs Rp9.100 per USD dan pelaksanaan pembatasan itu tepat waktu maka potensi penghematan yang diperoleh sebesar Rp6,8 triliun.

Kendati pelaksanaan program tersebut belum dapat dipastikan waktunya, dia menuturkan, pihaknya akan melakukan sosialisasi pada bulan April. Setelah sosialisasi, BPH Migas akan melakukan percobaan (pilot project) di wilayah yang belum ditetapkan.

Dia menambahkan, BPH Migas belum dapat menentukan waktu untuk pilot project itu. Sebab pihaknya akan melihat respons masyarakat dari sosialisasi. Namun demikian, BPH sudah mempertimbangkan wilayah yang paling tepat untuk menjadi pilot project, kemungkinan ada dua wilayah yang akan menjadi pilot project yaitu Batam dan Bali.

Namun, untuk menentukan pilihan bukan perkara mudah sebab setiap wilayah memiliki karakteristik konsumsi BBM bersubsidi tersebut.

"Contoh, jika di Bali maka pengawasannya lebih mudah karena wilayahnya tertutup sementara Batam mobilitas kendaraannya cukup tinggi," paparnya.

Setelah pilot project, lanjutnya, baru akan ditentukan waktu pelaksanaan smart card tersebut.

****

SMART CARD DIKHAWATIRKAN HAMBAT VIY
Sumber : Okezone – 26 Maret 2008

DENPASAR :
Rencana pemerintah menjadikan Bali sebagai pilot project untuk pemberlakuan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) lewat program smart card, diprotes pelaku pariwisata Bali. Pemberlakuan smart card dinilai akan menghambat kesuksesan Visit Indonesia Year (VIY) 2008.

Pemberlakuan kebijakan pembatasan BBM dengan smart card dikhawatirkan hanya aka menghambat aktivitas pariwisata. Pasalnya, aktivitas pariwisata tidak bisa dilepaskan dari konsumsi BBM.

Pelaku pariwisata Bali Bagus Soediana menilai kebijakan smart card sangat kontraproduktif dengan program VIY 2008 yang dicanangkan pemerintah pada akhir 2007 lalu. Smart card dinilai hanya akan menghambat kegiatan tour. "Tour bisa jadi terhambat. Itu pasti," tegas Ketua Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) itu di Denpasar, Rabu (26/3/2008).

Soediana pesimistis target tujuh juta wisatawan asing dalam 2008 ini sesuai program VIY akan tercapai, bila smart card dilaksanakan di Bali. "Smart card saya pikir tidak smart. Kurang tepat diberikan pembatasan BBM untuk daerah Bali. Ini cuma bakal mengganggu produktivitas, terutama di bidang pariwisata," keluhnya.

Dikatakan Soediana, seretnya pasokan BBM ke Bali sejak beberapa bulan belakangan ini sudah terbukti sangat membanggu aktivitas pariwisata. Banyak order transportasi wisata yang tidak bisa dilayani pengusaha angkutan wisata gara-gara ketiadaan BBM.

Pria asal Karangasem itu menyesalkan kebijakan pemerintah yang tidak sinergis antara satu bidang dengan bidang lainnya. "Di satu sisi pemerintah kencang mencanangkan Visit Indonesia Year, tapi BBM dipersulit. Lebih baik nggak usaha dengungkan Visit Indonesia Year kalau konsumsi BBM di Bali dibatasi. Ini sama dengan kita mau buat hajatan kerja, tapi kita tidak sediakan air dingin," tegas bapak tiga anak itu.

Untuk berusaha dengan BBM nonsubsidi, menurutnya sangat sulit. Pasalnya, tarif angkutan yang berlaku saat ini sudah dipatok dengan margin keuntungan yang sangat minim. "Idealnya kami memang harus menyesuaikan harga. Tapi tidak semudah itu. Sekarang saja harga masih low," tambahnya.

Penolakan atas rencana pembatasan BBM di Bali, juga disampaikan Sekretaris DPD Organda Provinsi Bali I Ketut Widi. Pria asal Buleleng itu berharap pemerintah mempertimbangkan pengecualian angkutan umum dalam kebijakan tersebut.

****

SUTIKNO: LOGIKANYA HARGA GAS HARUS NAIK
Sumber : Okezone – 26 Maret 2008

JAKARTA :
Harga minyak dunia yang semakin tinggi tak menentu membuat pemerintah mau tak mau menaikkan harga minyak dan gas dalam negeri.

Walaupun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, tidak akan menaikkan BBM, pada kenyataannya Indonesia harus mengacu pada kondisi dunia.

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Sutikno sendiri mengatakan, seharusnya harga gas naik dan mengikuti pasar dunia. "Logikanya memang harga gas harusnya naik," ujarnya ketika dijumpai okezone, di Gedung BEI lantai 1, Jakarta, Rabu (26/3/2008).

Sutikno menambahkan, saat ini harga untuk gas sendiri formulanya sedang digodok dan menunggu instruksi dari pemerintah industri mana saja yang akan digunakan.

"Harganya menunggu formula dari pemerintah, sekarang lagi digodok harganya dan jumat depan kemungkinan diumumkan," tambahnya.



Sunday, March 23, 2008

RESUME BERITA NASIONAL 24 MARET 2008

MINYAK TANAH DITARIK, USAHA KOMPOR MELEMPEM
Sumber : Liputan6 – 21 Maret 2008

Jakarta:
Perajin kompor minyak tanah mengeluh. Rencana pemerintah menarik minyak tanah subsidi di Jakarta pada Mei mendatang membuat penjualan kompor melorot tajam. Warga beralih menggunakan kompor gas karena harga gas ukuran tiga kilogram jauh lebih murah dibanding minyak tanah nonsubsidi yang mencapai Rp 8.000 per liter.

Kepada SCTV, belum lama ini, seorang pengusaha kompor di kawasan Cawang, Jakarta Timur, mengaku bisnisnya lesu. Vera yang sudah puluhan tahun menekuni usaha ini mengaku hanya satu kompor yang laku dalam dua pekan ini. Padahal sebelumnya, Vera bisa menjual lebih dari 50 kompor dalam sehari. Dia pun terpaksa merumahkah seorang karyawan.

Minyak tanah nonsubsidi sudah mulai dijual di stasiun pengisian bahan bakar umum. Tapi harganya yang selangit memaksa warga mengurungkan niat membeli bahan bakar itu. Tengok saja jejeran jeriken minyak tanah non subsidi di beberapa SPBU di Depok, Jawa Barat. Sejak dipasarkan sebulan lalu, hanya tiga jerigen yang terjual.

Dengan ditariknya minyak tanah subsidi ini, masyarakat dipaksa menggunakan kompor gas yang jauh lebih murah yakni sekitar Rp 13 ribu per tiga kilogram. Itu berarti pengguna kompor minyak tanah makin berkurang. Bahkan bukan tak mungkin kompor minyak tanah buatan Cawang kelak hanya tinggal cerita.

****

MINYAK TANAH LANGKA DI SEMARANG
Sumber : Liputan6 – 22 Maret 2008

Semarang:
Kelangkaan minyak tanah masih terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Di salah satu pangkalan minyak tanah di Kalisari, Semarang, Jumat (21/3), tampak antrean panjang warga dan barisan jeriken. Mereka rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan minyak tanah dengan harga Rp 2.500 per liter. Namun pembelian dibatasi, paling banyak lima liter per orang. Ini guna mencegah pembelian dalam jumlah banyak oleh satu orang yang bisa berakibat sebagian warga tidak kebagian.

Kelangkaan minyak tanah di Semarang akibat pasokan berkurang. Bila semula pangkalan mendapat kiriman minyak tanah dua kali per pekan, saat ini hanya sekali pengiriman. Jumlahnya pun dikurangi, dari 600 liter sekali kirim menjadi hanya 400 liter. Diperkirakan, antrean membeli minyak tanah di Semarang meluas. Sebab kekurangan jatah ternyata juga dialami oleh sejumlah pangkalan lainnya.

****

PEDAGANG KECIL MULAI MELIRIK GAS
Sumber : Liputan6 – 22 Maret 2008

Jakarta:
Belum semua warga beralih ke gas elpiji meski program konversi minyak tanah sudah berjalan hampir setahun. Maman, pedagang bubur ayam dan baso di Kuningan, Jakarta Selatan, misalnya. Sudah dua bulan terakhir ia membeli minyak tanah Rp 5.000 per liter. Dengan lima kompor, ia menghabiskan 100 liter minyak tanah dalam sepekan. Sekitar Rp 500 ribu dikeluarkan hanya untuk biaya memasak. Padahal harga kebutuhan pokok di pasar juga melambung.

Lain Maman, lain pula Didi. Berdagang sejenis di kawasan Cililitan, Jakarta Timur, ini menggunakan kompor gas satu tungku untuk dagangan mi instan. Meski belum sepenuhnya beralih ke gas, Didi mengatakan sudah bisa berhemat. Namun setidaknya ia sudah melaksanakan program konversi. Sebab saat minyak tanah bersubsidi dihentikan penyalurannya Mei mendatang, pedagang kecil akan makin merasakan beratnya menggunakan minyak tanah karena akan dijual seharga Rp 8.600 per liter.

****

PROGRAM KONVERSI MENGANCAM INDUSTRI KOMPOR MINYAK TANAH
Sumber : Liputan6 – 22 Maret 2008

Jakarta:
Rencana pemerintah menarik minyak tanah subsidi di Jakarta, Mei mendatang, membuat penjualan kompor minyak melorot tajam dan terancam gulung tikar. Pasalnya, sebagian besar warga mulai beralih menggunakan kompor gas karena harga tabung gas ukuran tiga kilogram lebih murah ketimbang minyak tanah nonsubsidi yang mencapai Rp 8.000 per liter.

Penyusutan jumlah pembeli kompor minyak dirasakan para pelaku usaha pembuatan kompor tradisional di Cawang, Jakarta Timur. Di kawasan ini terdapat sekitar 20 tempat usaha pembuatan kompor tradisional. Rata-rata mereka mengalami kesulitan serupa akibat makin banyaknya warga tak lagi menggunakan kompor minyak tanah.

Andi, misalnya. Ia mengeluh penghasilannya turun drastis akibat berkurangnya jumlah pembeli terkait program konversi minyak ke gas dari pemerintah. Kepada Liputan 6 SCTV, Jumat (21/3), Andi mengaku sebelumnya dapat memperoleh penghasilan Rp 1 juta per bulan. Namun ia kini hanya memperoleh pendapatan berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Jika kondisi ini terus berlanjut, Andi berencana meninggalkan pekerjaan yang telah digeluti selama 15 tahun.

Putus asa juga dirasakan Usman, pengusaha kompor lainnya. Ia sebelumnya mampu menjual 50 unit kompor minyak per hari. Namun setelah ada program konversi, satu kompor pun sulit terjual. Usman akhirnya memangkas jumlah karyawan dari 10 orang menjadi seorang pekerja.

Program konversi rupanya turut meresahkan para pengecer dan agen minyak tanah. Sebab adanya konversi berarti pemerintah akan menarik minyak tanah bersubsidi di Ibu Kota mulai Mei 2008. Karena itu, mereka khawatir kehilangan pekerjaan yang selama ini menghidupi keluarga.

Kekhawatiran itu dialami Sarman. Ia dan kawan-kawannya sesama pengecer galau jika pemerintah menarik minyak tanah subsidi. Padahal, Sarman selama ini menghidupi istri dan enam anaknya dari mengecerkan minyak tanah. Sarman enggan beralih menjadi pengecer gas elpiji.

Pemilik pangkalan minyak tanah pun resah karena tidak memiliki modal untuk beralih menjadi pemilik pangkalan gas elpiji. Junita Pracida, pemilik pangkalan minyak tanah di Mangga Besar, Jakarta Barat, mengaku terpaksa menyediakan gas elpiji lantaran pemerintah tidak memberi pilihan.

Guna menyelamatkan keuangan negara, konversi minyak tanah subsidi ke gas memang menjadi pilihan pemerintah. Setahun silam, subsidi minyak tanah mencapai Rp 31 triliun atau setengah dari total subsidi minyak dan gas nasional. Alhasil, para pengusaha minyak tanah mau tidak mau mengkonversi usaha mereka ke gas.

Menurut Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas M. Nur Adib, di Jakarta terdapat 205 agen, 1.740 pangkalan, serta sekitar 25 ribu pengecer. Untuk agen dan pangkalan, lanjut Nur, ada program kredit lunak yang ditawarkan PT Pertamina bersama sejumlah bank. Salah satu agen elpiji yang telah memanfaatkan fasilitas kredit perbankan adalah Maharani. Ia ikut membantu 40 pemilik pangkalan minyak tanah asuhannya untuk mengakses kredit meski tak semuanya bersedia.

Untuk memanfaatkan fasilitas tersebut, Manajer Operasional Bank Rakyat Indonesia cabang Cut Meutiah, Jakarta Pusat, Rory L. Toruan mengatakan pihak bank hanya mensyaratkan foto kopi kartu tanda penduduk, kartu keluarga, surat nikah, dan keterangan usaha dari pihak kelurahan. Kredit yang diterima, jelas Rory, maksimal Rp 100 juta dengan kisaran bunga sembilan persen hingga 16 persen. Sayang, lantaran kurang sosialisasi, baru segelintir pemilik agen dan pangkalan minyak tanah yang memanfaatkan fasilitas kredit untuk konversi usaha mereka.

****

PRODUSEN KOMPOR DI UJUNG HARAP
Sumber : Liputan6 – 22 Maret 2008

Depok:
Upaya pemerintah menyelamatkan Anggaran Nasional akibat kenaikan minyak dunia harusnya tak semua ditimpakan ke masyarakat. Beban dibagi ke pemerintah daerah misalnya, yang selama ini mendapat keuntungan bagi hasil minyak. Dengan demikian, masyarakat terutama yang mencari penghidupan menggunakan minyak tanah tak ketar-ketir.

Subur, misalnya. Produsen kompor minyak tanah di kawasan Depok, Jawa Barat ini sadar bahwa Mei nanti usaha yang ditekuninya selama puluhan tahun akan tutup. Atau dengan sisa harapan yang ada, Subur mencoba bertahan dengan mengubah seng rongsokan ke bentuk lain selain kompor.

Kebingunan makin kuat dirasakan Subur dari hari ke hari seiring barang dagangan yang mulai tak laku. Kegundahan yang sama pun menghinggapi rekan seprofesinya. Mereka jelas khawatir warga beralih menggunakan kompor gas karena harga gas jauh lebih murah dibanding minyak tanah nonsubsidi yang mencapai Rp 8.000 per liter.

Matinya usaha kompor yang tersebar di seluruh Indonesia hanyalah contoh kecil yang harus dihadapi pemerintah. Ribuan usaha lagi bakal mengalami nasib sama seperti pedagang minyak tanah keliling yang terancam menganggur. Sebagai salah satu negara penghasil minyak, harusnya hal ini bisa dihindari bila pemerintah bisa menumbuhkan iklim investasi di bidang minyak dan gas.

****

SEBAGIAN WARGA MISKIN BELUM MENDAPAT KOMPOR GAS
Sumber : Liputan6 – 24 Maret 2008

Jakarta:
Rencana pemerintah menarik minyak tanah bersubsidi pada Mei nanti ternyata belum dibarengi dengan persiapan yang matang. Di Jakarta, masih banyak warga miskin pengguna minyak tanah yang belum mendapatkan tabung gas gratis.

Salah seorang warga Ibukota yang belum mendapat tabung gas adalah Wiji. Warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang masuk dalam kategori miskin ini sangat membutuhkan minyak tanah agar bisa berdagang makanan untuk sekadar menyambung hidup.

Di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat para pedagang minyak tanah keliling hanya bisa termangu di pangkalan minyak juragannya. Gambaran masa depan kini makin buram. Betapa tidak, dengan ditariknya minyak tanah subsidi mereka kehilangan pekerjaan.

Kebijakan pemerintah menarik minyak tanah subsidi adalah lanjutan program konversi minyak tanah ke gas elpiji sebagai langkah penghematan subsidi BBM. Pemerintah mentargetkan pengurangan konsumsi minyak tanah sebesar 2 juta kiloliter.

****

WARGA DEPOK KEMBALI KE KOMPOR MINYAK TANAH
Sumber : Metro TV – 21 Maret 2008

Depok:
Sejumlah warga Depok, Jawa Barat, penerima paket kompor gas program konversi bahan bakar minyak kembali menggunakan kompor minyak tanah. Pasalnya kompor gas yang mereka terima rusak. Demikian pantauan Metro TV di Depok, baru-baru ini.

Warga Rukun Warga 03 dan 08, Tanah Baru Beji, misalkan. Mereka mengeluhkan kualitas kompor gas yang dibagikan pemerintah. Memang ada warga yang berusaha memperbaiki kompor gas mereka yang rusak. Tapi kebanyakan dari mereka mendiamkan saja. Mereka mengaku tak punya uang.

warga mengaku lebih nyaman dan aman menggunakan kompor minyak tanah. Meski demikian kini mereka mulai bingung. Sebab terhitung 1 Mei mendatang harga minyak tanah akan melambung sampai Rp 8.600 per liter.

****

HINDARI KENAIKAN BBM, LIFTING MINYAK DIGENJOT
Sumber : Okezone – 23 Maret 2008

JAKARTA :
Untuk mengurangi biaya APBN akibat melonjaknya harga minyak, pemerintah bisa menaikkan lifting produksi minyak mentah. Sehingga, langkah menaikkan harga BBM bisa dihindarkan.

"Itu merupakan langkah elegan untuk menyikapi mahalnya biaya subsidi BBM yang membebani APBN," kata pengamat perminyakan Kurtubi kepada okezne, di Jakarta, Minggu (23/3/2008).

Dia mengatakan, dengan menambah lifting produksi minyak mentah dalam negeri, pemerintah akan ikut menikmati tingginya harga minyak dunia yang sempat hampir meyentuh USD110 per barel.

Pemerintah juga bisa melakukan penghematan atas cost recovery yang diajukan perusahaan pertambangan sebagai ganti atas kerugian pertambangan yang dilakukannya. "Dengan melakukan efisiensi ini, tekanan harga minyak terhadap APBN bisa ditekan," katanya.

Selain itu, pemerintah juga harus mengoreksi formulasi harga BBM yang saat ini menggunakan formula rata-rata harga minyak di Singapura (mean of platts Singapore/MOPS) plus alpha, di mana alpha merupakan ongkos kirim BBM dan distribusi bagi SPBU menjadi biaya pokok plus fee.

"Sehingga kalau harga minyak naik, fee tetap. Tidak seperti sekarang, jika harga minyak naik fee yang dihitung melalui alpha ikut naik juga," ungkapnya.

Pemerintah melalui persetujuan DPR juga bisa menerapkan pajak tambahan kepada perusahaan pemboran yang telah berproduksi. "Dengan demikian, meski harga minyak naik, pendapatan pemerintah dari minyak juga ikut naik," pungkasnya.

****

16.500 KG SOLAR SELUNDUPAN TERBONGKAR
Sumber : Okezone – 24 Maret 2008

JAKARTA :
Penyelundupan BBM tampaknya kian marak. Hasil operasi Polda Jawa Barat pun berhasil menggagalkan sedikitnya 16,5 ton BBM bersubsidi pada Sabtu (22/3).

Operasi tersebut dilakukan dalam rangka mengantisipasi kebijakan pemerintah yang akan menghilangkan subsidi BBM minyak tanah di wilayah DKI. Demikian disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, di Mabes Polri, Minggu (23/3/2008).

Total barang bukti tersebut diperoleh dari dua tangkapan. Pertama, 8 ton solar berhasil diamankan kepolisian dari tangan empat tersangka. Truk pengakut solar oplosan itu diamankan saat tengah melaju di wilayah Bogor menuju Jakarta.

Keempat tersangka adalah pengemudi Yadi Mulyadi (40), Tata Subrata (37), kernet Nandang (32), dan pemilik truk Tatesehabudin, warga Kp Sindangsari RT05/28, Melong, Cimahi Selatan, Bandung.

Sedangkan tangkapan kedua juga dilakukan di sekitar wilayah Bogor menuju Jakarta. Polisi berhasil mengamankan satu truk yang berisi 8,5 solar oplosan. Satu tersangka melarikan diri. Identitas pemilik truk diketahui adalah PT Friama Fajar Mandiri (Jakarta Timur).

Saturday, March 22, 2008

RESUME BERITA NASIONAL 23 MARET 2008

5 LANGKAH AGAR BBM TAK NAIK
Sumber : Okezone – 22 Maret 2008

JAKARTA :
Pemerintah diminta melakukan lima langkah agar tidak sampai mengeluarkan kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Pertama, pemerintah harus bisa membagi hasil pajak antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat," cetus anggota DPR dari FPAN Tjatur Sapto Edi dalam diskusi yang digelar radio Trijaya FM bertajuk "Antara Pembatasan atau Kenaikan Harga BBM", di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2008).

Kedua, lanjut dia, pemerintah harus mengurangi biaya rekap obligasi. Ketiga, pengurangan marjin alfa Pertamina (ongkos angkut minyak, dana untuk bayar SPBU, dll). dan Keempat, pengadaan BBM yang dilakukan Pertamina harus transparan.

"Sedangkan yang kelima, pemerintah harus mencari sumber BBM murah dari negara sahabat," cetus politisi muda ini.

Menurutnya, kebijakan pembatasan BBM atau menaikkan harga merupakan sebuah problem. Karenanya, sambung dia, pemerintah harus bekerja keras terhadap dua opsi ini, baru setelah itu mengajak bicara masyarakat.

"Kalau daya beli masyarakat harus ditingkatkan, baru road map subsidi dilaksanakan," pungkas Tjatur.

****

APINDO : PENGURANGAN SUBSIDI UNTUK PEMBANGUNAN
Sumber : Okezone – 22 Maret 2008

JAKARTA :
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi berpendapat, pengurangan subsidi perlu dilakukan agar pembangunan ekonomi dapat dilakukan dengan baik.

"Sebenarnya pemerintah harus mencari jalan untuk mengurangi subsidi. Sebab kita tahu, pemerintah banyak menyubsidi listrik dan pangan. Ini perlu agar bisa dilakukan pembangunan ekonomi," cetus Sofjan dalam diskusi yang digelar radio Trijaya FM bertajuk "Antara Pembatasan atau Kenaikan Harga BBM", di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2008).

Jika pun dikeluarkan kebijakan menaikkan harga minyak, menurut dia, rakyat kecil tidak akan terkena imbas. "Tapi contohnya para pengguna mobil," imbuh pria kelahiran Sawah Lunto, Sumatra Barat, 3 Maret 1939 ini.

"Sudah saatnya subsidi dikurangi, dan uangnya itu digunakan untuk pembangunan infrastruktur," cetus dia lagi.

Selain itu, menurut dia, sudah seharusnya pemerintah melakukan efisiensi birokrasi.

****

KEGAGALAN 8 TAHUN MAHALKAN HARGA MINYAK
Sumber : Okezone – 22 Maret 2008

JAKARTA :
Direktur Center for Petroleum and Energy Economics Studies (CPEES) Kurtubi berpendapat, mahalnya harga minyak Indonesia disebabkan kegagalan pemerintah mengelola sumber daya alam selama 8 tahun.

Bahkan, pemerintah selama itu, memproduksi minyak mentah dengan kuantitas rendah. Hal itu mendorong terus meningginya harga minyak mentah.

"Sebab utamanya adalah kegagalan pemerintah mempertahankan minyak mentah dalam 8 tahun," ujar Kurtubi dalam diskusi bertajuk "Ketika Harga Minyak Terus Pecahkan Rekor", yang digelar di Mario's Place, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2008).

Untuk itu, sambungnya, pemerintah harus merencanakan penambahan produksi minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi.

Lebih lanjut, untuk mengatasi krisis minyak di Indonesia, pemerintah perlu melakukan revisi UU Migas, terutama pada Pasal 31 yang menyebutkan para investor minyak harus membayar pajak. Padahal, sumber minyak yang mau dieksploitasi belum ditemukan.

Hal inilah, menurut Kurtubi yang menyebabkan para investor menarik investasinya dari Indonesia. "Revisi UU itu segera, dan kelola minyak secara maksimal," cetus dia.

Sedangkan, tingginya harga minyak secara internasional, dikarenakan kebijakan negara-negara yang tergabung dalam OPEC yang tidak mau menambah produksi minyak tanah.

Padahal, kebutuhan minyak tanah semakin tinggi seiring pertumbuhan ekonomi Asia, terutama China dan India yang mencapai 11,5% per tahun.

"OPEC tidak mau menambah produksi. Untuk itu negara-negara mendesak OPEC menambah produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat internasional," pungkas Kurtubi

****

SOAL HARGA BBM, ABAIKAN DULU PILPRES 2009
Sumber : Okezone – 22 Maret 2008

JAKARTA :
Pemerintah diminta untuk tidak menggunakan pertimbangan ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 dalam mengambil keputusan mengenai harga BBM.

"Abaikan dulu 2009, jangan rakyat yang jadi korban. Tidak ada yang perlu ditakutkan pemerintahan SBY, jika nantinya menaikkan BMM takut tidak terpilih lagi," ujar pengamat ekonomi dari ECONIT Hendri Saparini dalam diskusi yang digelar radio Trijaya FM bertajuk "Antara Pembatasan atau Kenaikan Harga BBM", di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2008).

"Sebenarnya belum tentu juga jika (harga BBM) tidak dinaikkan akan terpilih lagi," tambah dia.

Pilihan-pilihan dalam penentuan kebijakan terkait harga BBM menurutnya sangat berat. Apalagi saat ini terjadi pelambatan ekonomi, tidak hanya di dalam negeri, melainkan secara global.

"Pilihan ini merupakan pilihan yang berat dan tidak mudah. Jadi pemerintah tidak boleh hanya hitung-hitungan secara finansial antara menyelamatkan APBN atau menyelamatkan ekonomi," cetus dia.

Jika pemerintah memang ingin menaikkan harga BBM, tentunya harus melihat apakah daya beli masyarakat terganggu. "Kalau dalam industri, apakah daya saingnya terganggu atau tidak. Jadi pemerintah harus dengan jujur menyelamatkan ekonomi atau APBN," papar dia.

Ditegaskan dia, pemerintahan SBY harus memiliki keinginan politik yang baik dalam memilih kebijakan ekonomi yang berat ini dengan adil.

****

1 MEI MINYAK TANAH HILANG, JAKARTA BISA RUSUH
Sumber : Okezone – 22 Maret 2008


JAKARTA :
Mulai tanggal 1 Mei Jakarta akan bebas dari minyak tanah. Diperkirakan, bebasnya Jakarta dari minyak tanah ini akan menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran bahkan akan terjadi kerusuhan.

"Saya rasa tidak mungkin jika 1 Mei Jakarta bebas dari kerosin atau minyak tanah. Ini akan menimbulkan kepanikan dan dikhawatirkan akan menimbulkan kerusuhan," ujar Panitia Anggaran dari Komisi VII DPR, Ismayatun Anggita dalam Obrolan Sabtu bertema Harga Minyak Terus Pecahkan Rekor, di Marios Place, Menteng Huis, Jakarta, Sabtu (22/3/2008).

Ismayatun pun sama sekali tidak setuju dengan program pemerintah yang melakukan konversi minyak tanah ke gas. Menurut anggota DPR dari Fraksi PDIP ini, program tersebut tidaklah efisien jika memang tujuannya untuk menghemat APBN.

"Konversi ini tidak efisien dan tidak sebanding, karena hanya 5,6 persen dari subsidi BBM yang berjumlah RP 90 triliun. Jika pemerintah ingin menghemat APBN cara yang baik itu bukanlah menderitakan rakyat," tukasnya.

****

KONVERSI MINYAK TANAH PERLU DISOSIALISASIKAN LAGI
Sumber : Okezone – 22 Maret 2008

JAKARTA :
Program konversi minyak tanah ke gas yang telah berlangsung selama 6 bulan realisasinya belum terlihat sukses. Hal ini disinyalir karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah.

"Perlu adanya sosialisasi kembali oleh pemerintah agar masyarakat bisa melakukan pindahan dari minyak tanah ke LPG," ujar Direktur Center for Petrolium and Energy Econom Studient, Kurtubi saat ditemui dalam Obrolan Sabtu bertema Harga Minyak Terus Pecahkan Rekor di Marios Place, Menteng Huis, Jakarta, Sabtu (22/3/2008).

Meski Kurtubi mendukung sepenuhnya program ini, namun ia menyayangkan rendahnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah. Kurtubi berharap pemerintah bisa lebih jeli dalam mengatur strategi konversi minyak tanah ini kepada masyarakat.

"Program ini sebenarnya sangat bagus untuk mengurangi pemakaian BBM. Menggantinya dengan LPG jauh lebih bersih dan semua pihak bisa diuntungkan," tambah Kurtubi.

Seperti diketahui saat ini pemerintah harus mengeluarkan dana subsidi sehingga harga minyak tanah bersubsidi kini Rp 6000 / liter. Dalam hal ini, Pertamina pun telah menjual minayk tanah non subsidi dengan harga Rp 8.300 / liter. Harga ini pun telah mencekik leher masyarakat. Untuk itu, Kurtubi minta kepada pemerintah supaya konversi di tingkat bawah tidak dilakukan secara hantam kromo.

"Implementasinya di masyarakat memang tidak boleh hantam kromo," tandasnya.

****

ALAT PENGHEMAT BBM MILIK LIPI DIPASARKAN
Sumber : Okezone – 22 Maret 2008

JAKARTA :
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mematenkan alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diberi nama Electric Fuel Treatment (EFT). Alat ini dapat meningkatkan serta menyempurnakan pembakaran BBM, sehingga menghasilkan penurunan emisi gas buang, meningkatkan performa mesin, dan menghemat penggunaan BBM.

Demikian disampaikan Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di gedung DPR, Jakarta, beberapa hari lalu.

Seperti dilansir website resmi LIPI, Sabtu (22/3/2008), Menristek berharap penggunaan EFT dapat mengurangi subsidi BBM yang dikeluarkan pemerintah nantinya. Alat ini, lanjut Kusmayanto, dapat digunakan pada kendaraan roda dua, roda empat maupun roda enam serta genset.

Kusmayanto menambahkan, saat ini, masyarakat dapat membeli alat penghematan BBM tersebut di koperasi LIPI. "Setelah dipatenkan, alat ini dihibahkan ke koperasi LIPI untuk dikomersilkan agar masyarakat luas dapat membelinya," ujarnya.

Friday, March 21, 2008

BBM-PRICE GENERAL MINGGU III MARET 2008

(Harga telah dikonversi ke dalam Rp sesuai kurs terbaru)

THAILAND
+ Gasohol 95 E-10 : Rp 8.900/liter (tgl efektif : 18 Mar 2008)
+ Gasohol 95 E-20 : Rp 8.400/liter (tgl efektif : 18 Mar 2008)
+ Gasohol 91 E-10 : Rp 8.700/liter (tgl efektif : 18 Mar 2008)
+ ULG 95 RON : Rp 10.100/liter (tgl efektif : 18 Mar 2008)
+ UGR 91 RON : Rp 9.800/liter (tgl efektif : 18 Mar 2008)
+ High Speed Diesel 0,05%S : Rp 9.000/liter (tgl efektif : 18 Mar 2008)
+ High Speed Diesel B5 : Rp 8.800/liter (tgl efektif : 18 Mar 2008)
+ LPG : Rp 5.500/kg (tgl efektif : 30 Jan 2008)
+ Margin Pemasaran : Rp 320/liter (tgl efektif : 20 Mar 2008)
+ Margin Kilang : Rp 612/liter (tgl efektif : 20 Mar 2008)

****

SINGAPURA
+ ULG 98 : Rp 14.200/liter (tgl efektif : 21 Mar 2008)
+ ULG 95 : Rp 13.700/liter (tgl efektif : 21 Mar 2008)
+ ULG 92 : Rp 13.500/liter (tgl efektif : 21 Mar 2008)
+ Diesel : Rp 10.600/liter (tgl efektif : 21 Mar 2008)

****

MALAYSIA
+ Petrol RON 97 : Rp 5.172/liter (tgl efektif : 28 Feb 2006)
+ Petrol RON 92 : Rp 5.064/liter (tgl efektif : 28 Feb 2006)
+ Diesel : Rp 4.260/liter (tgl efektif : 28 Feb 2006)
+ LPG : Rp 4.715/kg (tgl efektif : 28 Feb 2006)

****

FILIPINA
+ Unleaded : Rp 9.500/liter (tgl efektif : 11 Mar 2008)
+ V Power/Blaze : Rp 10.300/liter (tgl efektif : 11 Mar 2008)
+ E-10 : Rp 9.100/liter (tgl efektif : 11 Mar 2008)
+ Diesel : Rp 7.700/liter (tgl efektif : 11 Mar 2008)
+ Kerosene : Rp 8.900/liter (tgl efektif : 11 Mar 2008)
+ LPG : Rp 11.700/kg (tgl efektif : 11 Mar 2008)

****

AUSTRALIA
(Tanggal efektif : 20 Maret 2008), dalam Rp/liter

Unleaded
+ Semua Kawasan : 12.300
+ Brisbane : 11.700
+ Sydney : 12.400
+ Melbourne : 12.500
+ Adelaide : 12.600
+ Perth : 12.400

Diesel
+ Semua Kawasan : 12.900
+ Brisbane : 12.400
+ Sydney : 13.000
+ Melbourne : 12.800
+ Adelaide : 13.200
+ Perth : 13.400

LPG
+ Semua Kawasan : 5.500
+ Brisbane : 5.700
+ Sydney : 5.500
+ Melbourne : 5.200
+ Adelaide : 5.800
+ Perth : 5.700


****

INGGRIS
+ Unleaded : Rp 19.700/liter (tgl efektif : 19 Maret 2008)
+ Diesel : Rp 21.100/liter (tgl efektif : 19 Maret 2008)
+ LRP : Rp 20.300/liter (tgl efektif : 19 Maret 2008)
+ Super : Rp 20.900/liter (tgl efektif : 19 Maret 2008)
+ LPG : Rp 10.300/liter (tgl efektif : 19 Maret 2008)

****

AMERIKA SERIKAT

Gasoline Regular Grade
+ East Coast : Rp 7.800/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ New England : Rp 7.700/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Central Atlantic : Rp 7.800/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Lower Atlantic : Rp 7.900/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Midwest : Rp 7.800/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Gulf Coast : Rp 7.700/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Rocky Mountain : Rp 7.700/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ West Coast : Rp 8.500/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)

Diesel
+ East Coast : Rp 9.700/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ New England : Rp 9.900/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Central Atlantic : Rp 10.100/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Lower Atlantic : Rp 9.600/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Midwest : Rp 9.600/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Gulf Coast : Rp 9.400/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ Rocky Mountain : Rp 9.400/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)
+ West Coast : Rp 9.700/liter (tgl efektif : 17 Mar 2008)

****

AFRIKA SELATAN
(tanggal efektif : 5 Maret 2008)

Zona Gauteng/Zona 9 C
+ V Power 95 (Inl) : Rp 8.800/liter
+ M93 ULP M93LRP : Rp 8.600/liter
+ Diesel 0.05% : Rp 9.300/liter
+ Diesel 0.005% : Rp 9.400/liter
+ IP/Kero : Rp 7.500/liter

Zona Coastal/Zona 1A
+ V Power & M95LRP : Rp 8.500/liter
+ Diesel 0.05% : Rp 9.200/liter
+ Diesel 0.005% : Rp 9.200/liter
+ IP/Kero : Rp 7.300/liter

BBM-PRICE EUROPE Edisi MARET 2008

(Harga telah dikonversi ke dalam Rp sesuai kurs terbaru)

+ Austria : (Rp 17.900/liter – Unleaded), (Rp 17.400/liter – Diesel)
+ Belgia : (Rp 21.500/liter – Unleaded), (Rp 18.300/liter – Diesel)
+ Rep Ceko : (Rp 17.300/liter – Unleaded), (Rp 17.500/liter – Diesel)
+ Denmark : (Rp 20.700/liter – Unleaded), (Rp 20.200/liter – Diesel)
+ Finlandia : (Rp 20.500/liter – Unleaded), (Rp 18.200/liter – Diesel)
+ Perancis : (Rp 19.800/liter – Unleaded), (Rp 18.200/liter – Diesel)
+ Jerman : (Rp 20.700/liter – Unleaded), (Rp 19.400/liter – Diesel)
+ Yunani : (Rp 16.100/liter – Unleaded), (Rp 16.600/liter – Diesel)
+ Belanda : (Rp 22.100/liter – Unleaded), (Rp 18.800/liter – Diesel)
+ Hongaria : (Rp 16.800/liter – Unleaded), (Rp 17.600/liter – Diesel)
+ Irlandia : (Rp 17.400/liter – Unleaded), (Rp 17.700/liter – Diesel)
+ Italia : (Rp 20.200/liter – Unleaded), (Rp 20.300/liter – Diesel)
+ Luksembourg : (Rp 17.200/liter – Unleaded), (Rp 16.400/liter – Diesel)
+ Estonia : (Rp 14.000/liter – Unleaded), (Rp 15.400/liter – Diesel)
+ Norwegia : (Rp 22.500/liter – Unleaded), (Rp 22.600/liter – Diesel)
+ Latvia : (Rp 14.700/liter – Unleaded), (Rp 15.800/liter – Diesel)
+ Lithuania : (Rp 14.800/liter – Unleaded), (Rp 15.600/liter – Diesel)
+ Polandia : (Rp 17.800/liter – Unleaded), (Rp 17.000/liter – Diesel)
+ Slowakia : (Rp 17.500/liter – Unleaded), (Rp 18.400/liter – Diesel)
+ Slovenia : (Rp 15.300/liter – Unleaded), (Rp 16.000/liter – Diesel)
+ Portugal : (Rp 20.400/liter – Unleaded), (Rp 17.900/liter – Diesel)
+ Spanyol : (Rp 16.200/liter – Unleaded), (Rp 15.900/liter – Diesel)
+ Swedia : (Rp 19.400/liter – Unleaded), (Rp 20.600/liter – Diesel)
+ Swiss : (Rp 16.700/liter – Unleaded), (Rp 18.100/liter – Diesel)
+ Bulgaria : (Rp 15.500/liter – Unleaded), (Rp 16.500/liter – Diesel)
+ Malta : (Rp 16.700/liter – Unleaded), (Rp 14.700/liter – Diesel)
+ Siprus : (Rp 14.700/liter – Unleaded), (Rp 15.400/liter – Diesel)